Daftar  |  Masuk

Jurnal Sitorus IR

1 sampai 5 dari 96
Halaman:   1   2   3   4   5 ...  Berikutnya

21 Juni 2021

20 Juni 2021

19 Juni 2021

19 Juni 2021

15 Juni 2021

Nama: Irfansyah Rais Sitorus
NIM: 081711533002
Kelas: 2A
Internet Gaming Disorder dan Permasalahan Kesehatan Dalam Dunia E-Sport Indonesia
Entertained Sport atau biasa disebut sebagai E-sport merupakan salah satu cabang olahraga baru yang dipertandingkan di ajang kompetitif sebagai dari dampak kemajuan teknologi pada era globalisasi yang muncul pada dunia olahraga. E-sport sejatinya memperlombakan keahlian individu atau tim dalam kemampuan bermain game online yang diadakan di tempat yang sama atau berbeda secara daring (online). Banyak orang, terutama anak-anak muda, yang menganggap E-sport merupakan sarana yang tepat untuk bermain game yang biasa mereka mainkan demi sejumlah hal, mulai dari mendapatkan penghasilan hingga popularitas dan prestasi. E-sport sendiri juga telah banyak menciptakan lapangan kerja baru bagi orang-orang yang senang dalam bermain game hingga mampu mengharumkan nama negara pada turnamen internasional.
Di Indonesia, banyak tim E-sport yang memiliki pemain dengan usia yang relatif muda. Menurut Ricki Setiawan, CEO GGWP.id, yang dikutip dari laman berita Teknologi Bisnis pada tanggal 14 Maret 2021, terdapat 44,1 juta pemain game di Indonesia dengan rentang umur antara 13-24 tahun. Angka tersebut diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 37 persen dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hal ini sangat menguntungkan bagi pelaku usaha yang bergerak di bidang teknologi, khususnya pada pengembangan tim E-sport, untuk mendapatkan pemain-pemain muda yang potensial bagi timnya masing-masing. Dari sisi ekonomi, berdasarkan laporan dari Global Market Games Report pada tahun 2020, penghasilan industri game di Indonesia mencapai angka 1,1 miliar dollar AS pada tahun 2019, yang merupakan pasar bisnis paling besar di Asia Tenggara.
Namun, terdapat berbagai resiko kesehatan yang mengintai para pemain E-sport. Para pemain E-sport yang bermain dalam tim profesional tetap harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang atlet yang akan bermain di sebuah kompetisi. Mereka dituntuk untuk latihan sesuai dengan ketentuan tim, dengan rentang waktu antara 2-5 jam sehari, melakukan tayangan langsung di beberapa media sosial yang bekerja sama dengan tim tersebut dengan rentang waktu 2-3 jam, atau mungkin bermain sendiri diluar latihan dan beberapa ketentuan tim yang wajib dipenuhi oleh pemainnya. Dilansir dari media kesehatan Amerika Serikat, Healio, pada tahun 2019, beberapa keluhan yang dialami dari atlet E-sport antara lain keluhan pada mata, sakit punggung, sakit leher, sakit pada jari dan pergelangan tangan, resiko terkena obersitas karena kurangnya aktivitas fisik dan penyakit-penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, dan diabetes.
Para pemuda yang mulai kecanduan game juga dapat terancam mengalami masalah Internet Gaming Disorder atau gangguan yang diakibatkan oleh terlalu banyak bermain internet. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya anak-anak muda yang bermain game demi menjadi seorang professional player di salah satu tim E-sport, tetapi karena peminat yang terlampau banyak membuat serapan sumber daya manusia yang diperlukan menjadi sangat sedikit mengingat kebutuhan tim akan pemain berkualitas harus melalui metode seleksi yang ketat. Hal ini akan menjadi permasalahan tersendiri dimana peminat game yang sangat besar tidak diiringi dengan tim-tim yang bisa menampungnya. Salah satu yang menjadi perhatian utama dari internet gaming disorder adalah efek psikologis yang sulit untuk diubah dari pemain game itu sendiri. Para pemain game yang mayoritas adalah anak-anak muda memiliki emosi yang kurang stabil, kemudian dipengaruhi oleh lingkungan dan media sosial yang mereka lihat, terutama dari beberapa idola mereka yang merupakan professional player dari tim yang mereka suka, dengan melihat berbagai kesenangan dan kemewahan yang didapatkan serta difasilitasi oleh tim masing-masing membuat impian anak-anak muda untuk menjadi professional player dimasa yang akan dating semakin kuat.
Untuk mengatasi permasalahan Internet Gaming Disorder yang rentan dialami oleh sebagian anak-anak muda di Indonesia, maka perlu adanya keterlibatan berbagai pihak yang dapat mempengaruhi efek yang ditimbulkan oleh Internet Gaming Disorder ini akan menjadi semakin kecil atau bahkan menjadi pembuka peluang bagi anak-anak muda untuk mencapai cita-cita yang mereka dambakan dengan kondisi kesehatan yang optimal. Pihak yang dapat terlibat dalam meminimalisir efek Internet Gaming Disorder antara lain adalah peran dari orang tua, guru di sekolah, dan pemerintah sebagai pihak regulasi. Peran orang tua dan guru di sekolah dalam rangka memberikan edukasi tentang internet dapat menjadikan lingkungan anak-anak muda menjadi semakin terbuka dan mampu belajar lebih banyak tentang hal baru yang bisa mereka dapatkan. Sementara dari pemerintah, terutama Kementrian Kesehatan dan Kementrian Komunikasi dapat bekerja sama dalam membangun regulasi penggunaan internet dan media sosial di masyarakat, khususnya anak-anak muda, agar menjadi semakin optimal dan dapat mengasah sisi lain dari kemampuan mereka agar dapat berkembang lebih baik.

Sumber:
Arnani, K. D. N., (2021). ‘Internet Gaming Disorder: Prevention Adolescent Programs for Indonesia’. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education. Vol. 9 No. 1 (2021) 50-58 doi: 10.20473/jpk.V9.I1.2021.50-58

Nama: Irfansyah Rais Sitorus
Email: irfansyah.rais.sitorus-2017@fst.unair.ac.id
Link Artikel: https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view/17406


Sejarah Berat Badan Sitorus IR


Dapatkan aplikasi ini
    
© Hak Milik FatSecret 2024.